
Radio TIRILOLOK Swara Verbum Kupang
—— PT. Radio TIRILOLOK – We are the Voice of the Voiceless
- SEJARAH SINGKAT RADIO TIRILOLOK
Dalam ceritera tentang sejarah singkat keberadaan Radio Tirilolok Swara Verbum Kupang, difokuskan pada tiga point utama yakni nama pendiri, dasar hukum dan siaran perdana.
- Pendiri Radio TIRILOLOK SWARA VERBUM adalah P. Petrus Lau Manehat, SVD yang lazim dikenal dengan nama: Pater Piet Manehat, SVD. Pater Piet lahir di Wehedan-Lokomea, tanggal 9 September 1940. Beliau meninggal dunia tanggal 3 April 2000.
- Pater Piet ketika pulang dari Manila-Filipina, setelah menyelesaikan studinya di bidang Ilmu Komunikasi dan meraih gelar Master of Arts (MA), berencana mendirikan sebuah Radio Swasta untuk kepentingan misi SVD Timor, berlokasi di Kupang, Ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dengan persetujuan provinsial SVD Timor, beliau memulainya dengan mengurus administrasi terkait syarat-syarat perizinan berdirinya Radio Swata di Kota Kupang. Setelah melewati proses waktu, dialok, pendekatan dan pemenuhan persyaratan adminitrasi, maka pada tanggal 14 Juli 1987 resmi dikeluarkan AKTA NOTARIS yakni Akta Pendirian Radio Swasta sebagai Dasar Hukum resmi oleh Notaris dengan nama: Silvester Joseph Mambaitfeto, SH. Dalam memperjuangkan legalitasnya, maka Akta Notaris ini mengalami beberapa kali koreksi, perubahan dan pembaharuan hingga mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 17 September 1988.
- Berdasarkan unsur legalitas berupa Akta Notaris 14 Juli 1987 dan dukungan Surat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia 17 September 1988, sehingga Radio Swasta ini dengan resmi beroperasi. Maka, persisnya tanggal 16 Desember 1987, pukul 17.30 WITA Radio TIRILOLOK SSwara Verbum mengudara untuk pertama kalinya di Kota Kupang dan menjangkau beberapa daerah di ulau Timor. Awalnya, Radio TIRILOLOK mengudara dalam sistem modulasi AM di frekuensi 792 KHz. Dengan berkembangnya terknologi komunikasi, maka tanggal 25 November 1995, Radio TIRILOLOK beralih dari Sistem Modulasi AM pada Frekuensi 792 KHz ke Sistem Modulasi Pada Frekuensi FM 101,1 MHz, dengan radius Siaran efektif 75-100 km, dengan jangkauan meliputi: Pulau Timor, Flores, Sumba, Alor, Semau, Rote, Lembata, hingga sejumlah wilayah di luar Nusa Tenggara Timur.
Di era digital saat ini, dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, serta adanya konvergensi media, maka Radio TIRILOLOK sudah terkoneksi dengan internet dan membangun jaringan melalui website, live streaming dan media sosial yang terhubung dengan berbagai pribadi, kelompok, organisasi, kampus, wilayah dan negara. Dengan demikian Siaran berita melalui Radio TIRILOLOK sudah bisa terakses secara lokal, nasional dan internasional di era digital saat ini.
2. TUJUAN
Berdasarkan gagasan awal dari pendiri TIRILOLOK yakni Pater Piet Manehat, SVD, sesungguhnya tujuan utama mendirikan radio ini adalah:
- Untuk mewartakan Sabda Allah, sesuai nama SVD, dengan mengacu pada prolog Injil Yohanes, 1:1: “padamulanya adalah Firman”.
- Untuk mewartakan nilai-nilai Kristiani dan nilai-nilai kemanusiaan yakni cinta kasih, kebenaran, keadilan, perdamaian dan harapan di tengah dunia
- Untuk menyuarakan suara-suara kaum marginal yang tidak bersuara di tengah masyarakat sosialnya
- Untuk memancarkan terang kebenaran Sang Sabda yang menerangi pulau-pulau kecil di Indonesia Timur
3. NAMA RADIO
3.1. RADIO TIRILOLOK SWARA VERBUM
Pendiri Radio Swasta bernuansa Sabda ini adalah Pater Piet Manehat, SVD memilih dan memberinya nama: RADIO TIRILOLOK SWARA VERBUM.
Alasan pemilihan nama TIRILOLOK, menurut ceritera Pater Yulius Bere, SVD yang seasal dengan Pater Piet dari paroki Manumean, dan saya sendiri (Hendrikus Saku Bouk, SVD ketika itu pastor paroki Mamsena) dengar dari ceritera mulut Pater Piet Manehat SVD, saat beliau beristirahat di Komunitas SVD Noemeto, 1999-2000, sebenarnya inspirasi itu datang pada beliau, bermula dari nama SVD (Societas Verbi Divini) yang berakar pada Kitab Kejadian 1:1-2 dan Prolog Injil Yohanes, 1:1.
3.2. Dasar Biblis
Kejadian 1:1-2, berkata, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”. Berfirmanlah Allah: “Jadilah….”. Intisarinya ialah Allah menciptakan segala sesuatu dengan FIRMAN, dengan SABDA.
Prolog Injil Yohanes, 1:1, tertulis, “pada mulanya adalah Firman”. Jadi, sebelum segala sesuatu ada, Firman sudah ada. Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu ialah Allah.
Dengan dua pendasaran biblis ini, maka Pater Piet Manehat, SVD kemudian membuat suatu ANALOGI antara Roh Allah yang disimbolkan dengan burung merpati, yang dikaitkan dengan analogi burung Tirilolok dalam konteks konsep budaya Timor, sebagai berikut:
- Seperti Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air sebelum bumi terbentuk – demikian pula burung Tirilolok melayang-layang dan berkicau merdu di pagi hari sebelum manusia terjaga dari tidur.
- Seperti halnya pada awal mula adalah Firman, Sabda – demikian pada awal pagi hari adalah suara, kicauan.
- Seperti awalnya bumi belum terbentuk, Roh Allah sudah ada – demikian di awal pagi sebelum manusia bangun dari tidur, suara, kicauan Tirilolok sudah ada.
- Seperti Roh mendahului penciptaan – demikian suara Tirilolok mendahului awal hari yang baru.
- Seperti Firman, Sabda menciptakan langit dan bumi – demikian suara Tirilolok mengajak segenap ciptaan menciptakan hari baru dengan aktivitas baru
- Seperti Roh melayang-layang ketika bumi kosong dan gelap gulita menutupi samudera raya – demikian Tirilolok melayang-layang ketika bumi masih kosong dan jagat raya ditutupi kegelapan malam
- Seperti Suara Roh Allah terdengar dari langit – demikian suara Tirilolok terdengar dari bumi
- Di sinilah, terjadi titik temu surga-dunia, penyatuan antara yang Ilahi-manusiawi, yang surgawi-dunia terhubung, terkoneksi antara yang insani-rohani: Firman Allah menjadi Manusia Dalam Diri Yesus Kristus berkat karya RohKudus melalui rahim terberkati Maria dan diam di antara kita
- RADIO TIRILOLOK SWARA VERBUM adalah media yang menyatukan yang Ilahi-Insani, duniawi-surgawi melalui siaran berita radio ‘real time’ setiap hari pada ‘prime time’ (kesempatan pertama).
3.4. Arti “Tirilolok”
a. Konteks Bahasa Tetun
Kata “Tirilolok” berasal dari bahasa Tetun, sebenarnya merujuk pada nama dari satu jenis burung, yang dalam bahasa Indonesia, di daerah lain, disebut, “burung Murai”. Di Belu dan Malaka, ada yang menyebutnya “Tirilolok” atau “Bereliku” atau “Berliku”. Karena ekornya selalu bergerak meliuk-liuk, berputar-putar, saat berkicau. Dalam bahasa Tetun, ‘liku’ artinya berputar melingkar, sinomim dengan kata, ‘halik, he’uk, kalilin’, likurai. Jadi, “likurai” adalah tarian tradisional masyarakat Belu & Malaka, dengan pola melingkar, berputar mengelilingi sebuah obyek di tengahlingkaran. Jadi, “berliku’ artinya ekor yang berputar meliuk-liuk.
Dalam Bahasa Tetun, secara etimologis kata, “tiri” merupakan turunan dari dua kata kerja yakni “haliri” dan “hakirik”. Kata Haliri artinya menerbangkan sesuatu yang tidak berisi, yang bersifat ampas seperti sekam padi dengan menggunakan lansiran tiupan angin; sedangkan “hakirik” artinya melansirkan suara dengan dinamika yang unik, khas dan indah untuk memberi pesan kehidupan kepada alam semesta. Kata “tiri” sering dikaitkan dengan sebuah titipan melalui suara dan angin. Jadi, kata “tiri” selalu terkoneksi dengan sesuatu yang sedang “bermain angin” dengan cara melebarkan sayap-sayap untuk mengurai desiran gelombang angin. Dengan demikian “tiri” artinya melansirkan merdunya dinamika suara melalui gelombang udara / hembusan angin pagi hari. “Fitun wa’i nakroma, rai hun mutin; tirilolok sai saka, oras sei sawan” artinya bintang kejora terbit bersinar, semesta benderang; burung murai keluar menyambutnya, tatkala hari masih pagi.
Kata “lolok” artinya barisan panjang dari suatu kawanan, misalnya, bibi rusan lolok ida foin tun liu artinya satu barisan besar dari kawanan rusa barusan melintas lewat. Kata “lolok” juga merupakan padanan dengan kata “lolon” artinya rentangan, utasan, barisan, melereng. Misalnya, tali kuda lolon rua artinya tali kuda dua (utas) rentangan memanjang. Kata “lolok” artinya sebuah rentangan yang tiada putus-putusnya, suatu gelombang barisan yang terus-menerus bergerak ke arah depan tiada henti-hentinya. Bila dikaitkan dengan suara, maka kata “lolok” artinya gelombang suara yang memanjang, yang berlangsung secara kontinyu
Berdasarkan arti etimologis di atas, maka penulis dapat memberikan pengertian tentang kata “Tirilolok”:
1) “Tiri lolok” sebagai istilah (ditulis terpisah) adalah sesuatu yang melansirkan dinamika suaranya yang merdu secara kontinyu melalui gelombang udara atau tiupan angin untuk membangunkan kesadaran semesta akan dimulainya suatu permulaan yang baru.
2) “Tirilolok” sebagai sejenis burung (ditulis sambung) adalah burung yang mengalunkan dinamika suaranya yang indah secara terus-menerus melalui gelombang udara pagi hari untuk memberi pesan guna membangunkan kesadaran seluruh alam semesta akan terbitnya kehidupan baru pada permulaan yang baru.
b. Konteks Bahasa Dawan
Pada tanggal 9 Desember 2024, salah satu kru (Pater Dismas Mauk, SVD) Radio Tirilolok mewawancarai Pater Frans Kou, SVD, yang menjabat sebagai Ekonom Provinsi SVD Timor pada saat radio Tirilolok didirikan tahaun 1987. Beliau mengatakan bahwa Burung “Tirilolok” (bahasa Tetun), dalam bahasa Dawan-versi Noemuti, disebut “Fidikliu”. Sementara itu, sumber lain mengatakan bahwa di wilayah lain di Timor Tengah Utara ada juga yang menyebutnya, ‘kol kotos’ ; dan di wilayah Malaka, masyarakat yang berbahasa Dawan R, menyebutnya, ‘kor kakoto”.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, burung “Fidikliu” atau “kotos” atau “kakoto” dikenal sebagai pembawa pesan, informasi, berita – entah berita gembira maupun berita duka.
Berita gembira, misalnya ketika ia berkicau maka ia memberi pesan sukacita atau tanda akan kedatangan tamu, mendapat keberuntungan. Tetapi bisa juga memberi pesan tentang sebuah berita duka, misalnya tanda akan ada kematian entah dalam keluarga, suku ataupun sahabat kenalan di mana saja berada.
3.5. Arti “Swara Verbum”
Secara etimologis kata “suara” artinya energi atau getaran yang merambat sebagai gelombang longitudinal melalui udara. Suara artinya bunyi yang dihasilkan pada mulut manusia karena getaran udara pada pita tenggorokan. Jadi, suara artinya energi yang menghasilkan bunyi.
Kata “Verbum” berasal dari kata bahasa Latin, “Verba” artinya ucapan, perkataan, sabda, firman, titah. Jadi, Kata “verbum” selalu merujuk pada Allah dan manusia, karena itu “Verbum” artinya ucapan bermakna yang keluar dari mulut Allah dan manusia.
Berdasarkan arti etimologis di atas, maka pengertian suara verbum adalah warta Sabda Allah yang mengalir bersama suara manusia terpantul melalui gelombang udara menyebar ke segala penjuru kepada semua insan yang terkoneksi pada frekuensi dan gelombang yang sama pada Radio Tirilolok swara verbum Kupang.
3. 6. Radio Tirilolok Swara Verbum
Radio Tirilolok suara verbum adalah radio pewartaan Sabda Allah yang dipantulkan melalui gelombang udara pada pagi hari untuk membangunkan kesadaran iman umat akan pentingnya Sabda Allah dalam kehidupan sehari-hari
4. MOTTO:
“We Are The Voice of the Voiceless”- “Kami adalah Suara Dari Yang Tak Bersuara”.
5. VISI DAN MISI 2024-2029
* VISI:
Radio TIRILOLOK Suara Verbum Kupang menjadi komunitas penyiaran yang unggul, kreatif dan inovatif, berdasarkan nilai-nilai kristiani dan kemanusiaan, berwawasan global, dan berakar pada budaya lokal.
* MISI:
- Menyelenggarakan penyiaran berdasarkan standar-standar yang berlaku lokal dan nasional
- Mewujudkan Spiritualitas Sang Sabda Menurut Kesaksian Santo Arnoldus Yanssen
- Menyuarakan keberpihakan kepada kaum marginal, “We are The Voice of the Voiceless”
- Menyiarkan konten-konten yang bermutu, inspiratif, kreatif dan transformatif
- Mengembangkan program siaran yang terbuka dan membangun jaringan kerjasama secara lokal, nasional dan internasional
7. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI
Ruang lingkup kerja PT. Radio TIRILOLOK bergerak DI BIDANG KOMUNIKASI RADIO SIARAN yang memiliki fungsi:
- Media Informasi yakni menyampaikan berita, terkait bidang-bidang: sosial, budaya, pendidikan, agama, politik, keamanan dan ketertiban, keluarga, ekonomi-bisnis serta dialog interaktif dalam bidang tertentu
- Media Pewartaan yakni mewartakan Sabda Allah melalui program favorit seperti “Nada fajar, Siraman Rohani, dan Hening Sejak”.
- Media Sosial yakni menyiarkan berita terkait kepentingan umum dalam masyarakat seperti cuaca, bencana alam, kegiatan rohani keagamaan, olah raga, pagelaran budaya, dan lain-lain
- Media Hiburan yakni menyiarkan acara-acara hiburan seperti lagu, musik, hiburan anak-anak dan remaja, talk show, dan lain-lain
8. IDENTITAS RADIO TIRILOLOK SUARA VERBUMSANG
SAKSI PROFETIS. Kami adalah penyiar profetis pada Radio Tirilolok Suara Verbum yang berpedomankan pada Sabda Yesus dalam Injil Matius 5: 37, “Jika ya, hendaknya kamu katakan: ya, Jika tidak, hendaknya kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”. Oleh karena itu kami berani berjejaring secara virtual dengan pihak lain dalam konteks lokal, nasional dan internasional dengan kemampuan spiritual, kognitif dan skill jurnalistik yang cerdas, kritis, kreatif, inovatif dan bertanggungjawab dalam membela kebenaran nilai-nilai Kristiani dan kemanusiaan di tengah dunia.
SABDA. Kami adalah penyiar Radio Tirilolok Suara Verbum dipanggil untuk menyiarkan berita ‘real time’, pada ‘kesempatan pertama’ sebab “pada mulanya adalah Firman”, prolog Injil Yohanes, 1:1 -18.
SPIRITUALITAS. Kami adalah penyiar Radio Tirilolok Suara Verbum berakar pada Spiritualitas Arnoldus Janssen membangun kerjasama secara lokal, nasional dan internasional.
MISI. Kami adalah penyiar Radio Tirilolok Suara Verbum mewujudkan semangat Sang Sabda melalui pemberitaan yang berpihak pada kaum pinggiran, “We are The Voice of the Voiceless”
KOMUNIO. Kami adalah penyiar Radio Tirilolok Suara Verbum berasal dari berbagai bidang keahlian, pulau, budaya, suku, adat-istiadat berbeda bekerja bersama dalam komunitas Radio Tirilolok untuk mewujudkan spiritualitas Sang Sabda Dalam kehidupan sehari-sehari
Layanan Kami
Ruang lingkup kerja PT. Radio TIRILOLOK bergerak di bidang komunikasi radio yang merupakan salah satu media elektronik yang berfungsi sebagai:
Media Informasi
Radio Tirilolok, sebuah media informasi elektronik yang berperan sebagai sumber informasi terpercaya sejak 1997. Memberikan konten edukatif, budaya, dan berita terpercaya. Menjadi suara bagi masyarakat dengan fokus pada keamanan, ketertiban, dan anti-hoaks.
37+
Years of Experience
6600+
Recent Sales Volume
133K+
Number of Listeners
PT. Radio TIRILOLOK
Work With Us
Bersama kami, hadir kesempatan untuk terlibat dalam media radio yang menjadi sumber informasi utama dan wadah kreativitas, menghadirkan kerja tim yang dinamis dan berinovasi.


